Jumat, 30 Desember 2011

74 Kader Ikut Pelatihan Melati Dewasa Pemuda Muhammadiyah Sumut



Medan, (Analisa). Sebanyak 74 kader mengikuti Pelatihan Melati Dewasa I Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara (PW Sumut), Jumat (23/12) hingga Minggu (25/12), di Gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut.
Pimpinan PW Muhammadiya Sumut, Ihsan Rambe mengatakan, di dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah ada pengkaderan jenjang untuk tingkat wilayah yang disebut dengan melati dewasa.

"Jadi dalam periodesasi kepemimpinan saya ini, pelatihan Melati Dewasa yang pertama kali dilakukan, guna menentukan eksistensi gerakan kader, untuk menguatkan kepemimpinan Pemuda Muhamadiyah ke depan. Dan, ini kita lakukan berjenjang. Jika untuk daerah namanya Melati Muda sedangkan untuk willayah disebut Melati Dewasa," kata Ihsan .

Dijelaskan peserta yang ikut merupakan utusan daerah dari berbagai kabupaten/kota se Sumut.

Dia berharap, dengan pelatihan tersebut akan tercipta kader-kader, yang betul - betul berjuang untuk Pemuda Muhammadiyah, dalam menggerakan roda organisasi Pemuda Muhammadiyah di daerah masing-masing.

Pemuda Muhammadiyah, lanjutnya merupakan calon pemimpin - pemimpin Muhammadiyah di masa yang akan datang.

"Jadi kaderisasi ini harus kita manfaatkan, agar siap menerima tongkat estafet dimasa mendatang," katanya.

Konsisten

Ihsan juga mengatakan, gerakan Pemuda Muhammadiyah Sumut akan senantiasa konsisten pada gerakan dakwah dan peningkatan kaderisasi. Untuk itu, para pengurus dan kader Pemuda Muhammadiyah Sumut, harus mampu mengubah dirinya sendiri, dengan meningkatkan pembinaan atau hubungan dengan Allah SWT.

Di tempat terpisah, tokoh pemuda, H Syah Afandin SH (Ondim) mengatakan, Muhammadiyah sebagai lembaga dakwah, yang tentunya merupakan cikal bakal di dalam rangka pertanggungjawaban terhadap negara dan bangsa.

Dari pengkaderan yang dilakukan akan lahir para pemimpin masa depan yang sudah kredibel. Sebab, di dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah, kader-kadernya diberikan pelatihan. Ondim berharap dengan pelatihan tersebut, muncul tokoh muda Muhammadiyah, yang mampu bicara di tingkat Sumut.

Turut hadir dalam pelatihan tersebut di antaranya Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammdiyah, Drs HM Ziyad MA, Wakil Ketua Muhammadiyah Sumut, H Bahril Datuk SE MM, Bendahara, Surkani SE, dan Ketua Panitia M Basir Hasibuan MPd. (twh)

Rabu, 28 Desember 2011

74 Kader Ikut Pelatihan Melati Dewasa Pemuda Muhammadiyah Sumut


Medan, (Analisa). Sebanyak 74 kader mengikuti Pelatihan Melati Dewasa I Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara (PW Sumut), Jumat (23/12) hingga Minggu (25/12), di Gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut.
Pimpinan PW Muhammadiya Sumut, Ihsan Rambe mengatakan, di dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah ada pengkaderan jenjang untuk tingkat wilayah yang disebut dengan melati dewasa.

"Jadi dalam periodesasi kepemimpinan saya ini, pelatihan Melati Dewasa yang pertama kali dilakukan, guna menentukan eksistensi gerakan kader, untuk menguatkan kepemimpinan Pemuda Muhamadiyah ke depan. Dan, ini kita lakukan berjenjang. Jika untuk daerah namanya Melati Muda sedangkan untuk willayah disebut Melati Dewasa," kata Ihsan .

Dijelaskan peserta yang ikut merupakan utusan daerah dari berbagai kabupaten/kota se Sumut.

Dia berharap, dengan pelatihan tersebut akan tercipta kader-kader, yang betul - betul berjuang untuk Pemuda Muhammadiyah, dalam menggerakan roda organisasi Pemuda Muhammadiyah di daerah masing-masing.

Pemuda Muhammadiyah, lanjutnya merupakan calon pemimpin - pemimpin Muhammadiyah di masa yang akan datang.

"Jadi kaderisasi ini harus kita manfaatkan, agar siap menerima tongkat estafet dimasa mendatang," katanya.

Konsisten

Ihsan juga mengatakan, gerakan Pemuda Muhammadiyah Sumut akan senantiasa konsisten pada gerakan dakwah dan peningkatan kaderisasi. Untuk itu, para pengurus dan kader Pemuda Muhammadiyah Sumut, harus mampu mengubah dirinya sendiri, dengan meningkatkan pembinaan atau hubungan dengan Allah SWT.

Di tempat terpisah, tokoh pemuda, H Syah Afandin SH (Ondim) mengatakan, Muhammadiyah sebagai lembaga dakwah, yang tentunya merupakan cikal bakal di dalam rangka pertanggungjawaban terhadap negara dan bangsa.

Dari pengkaderan yang dilakukan akan lahir para pemimpin masa depan yang sudah kredibel. Sebab, di dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah, kader-kadernya diberikan pelatihan. Ondim berharap dengan pelatihan tersebut, muncul tokoh muda Muhammadiyah, yang mampu bicara di tingkat Sumut.

Turut hadir dalam pelatihan tersebut di antaranya Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammdiyah, Drs HM Ziyad MA, Wakil Ketua Muhammadiyah Sumut, H Bahril Datuk SE MM, Bendahara, Surkani SE, dan Ketua Panitia M Basir Hasibuan MPd. (twh)

Sabtu, 10 Desember 2011

Ratusan Nelayan Langkat Sweeping Sejumlah Pulau




Langkat-andalas Ratusan nelayan Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, kembali melakukan sweeping ke sejumlah pulau di perairan Kwala Serapuh yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

“Kita ada menemukan beberapa alat berat yang ditinggalkan para pekerja di perkebunan kelapa sawit tersebut,” kata salah seorang nelayan Kwala Serapuh Tanjungpura, Sugianto, Jumat (9/12).

Kedatangan ratusan nelayan meninjau pulau yang dialihfungsikan itu, membuat para pekerja di perkebunan sawit, maupun operator alat berat melarikan diri untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini.

“Aksi yang dilakukan nelayan tersebut, mendapat pengawalan dan perhatian serius dari aparat kepolisian yang ikut bersama-sama di dalam perahu,” katanya. Sugianto menjelaskan sweeping yang dilaksanakan nelayan itu, untuk meminta pemilik kebun sawit menghentikan usaha mereka merusak lahan di pulau tersebut.

Pulau yang dirusak yakni Pulau Cincang, Serawak, dan Pulau China. Bahkan, katanya, di lokasi ketiga pulau itu, para nelayan juga meletakkan poster dan tuntutan mereka.

Hasil investigasi yang dilakukan nelayan, ada ratusan hektare hutan mangrove yang digarap dan dihancurkan dengan alat berat, untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Padahal Pulau Cincang, kata Sugianto, merupakan pulau yang termasuk dalam kawasan hutan negara. Akibat dari penutupan paluh (sungai kecil,red) di sekitar pulau-pulau tersebut, nelayan kesulitan mencari ikan, udang, kepiting, yang biasanya berkembang biak di lokasi itu, katanya.

Dia mengatakan, nelayan juga sudah berulang kali meminta pengusaha untuk menghentikan penutupan paluh, dan Pemkab Langkat menindak para pelaku perusakan hutan mangrove,namun tidak pernah ditanggapi.

Sementara itu, tokoh masyarakat Tanjungpura, Surkani berharap kepada Pemkab Langkat dapat mendengarkan aspirasi dan keinginan para nelayan. “Jangan biarkan nelayan terombang ambing nasibnya, dan akhirnya berbuat yang tidak baik, karena aspirasi mereka diabaikan,” katanya.

Untuk itu Pemkab Langkat harus turun tangan menyelesaikan alih fungsi lahan mangrove di Kwala Serapuh Tanjungpura ini, karena sudah cukup lama ratusan nelayan menderita, kata Surkani.

Dalam aksinya para nelayan juga membongkar benteng pulau, yang menutup akses yang menghubungkan pulau dengan laut. Sebelumnya, ratusan nelayan di wilayah itu menduduki Pulau Kuala Serapu, yang sudah dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.(ANT/METRO)

Ratusan Nelayan Kwala Serapuh Tanam Mangrove

Langkat, Sumut, 7/12 (ANTARA) – Ratusan nelayan Kwala Serapuh Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, melakukan penanaman mangrove di Paluh Cincang, Serawak dan Paluh China.

“Ratusan nelayan ini melakukan aksi penanaman mangove di berbagai paluh yang ada di kawasan tersebut,” kata Ketua Kelompok Peduli Hutan Kwala Serapuh, Sugianto di Tanjungpura, Rabu.

Menurut dia, aksi penanaman mangrove di tiga paluh (kawasan rawa) tersebut dilakukan karena paluh-paluh tersebut selama ini telah ditutup oleh salah satu pengusaha di Tanjungpura berinisial DP.

Ratusan nelayan yang mencari ikan ke laut seharusnya melewati paluh-paluh tersebut, namun tidak lagi bisa dan harus memutar jauh, baru bisa ke laut.

“Akibat lainnya kalau selama ini nelayan masih bisa mencari ikan di sekitar paluh Cincang, Paluh Cina dan Paluh Serawak, sekarang tidak bisa lagi,” katanya.

Menurut Sugianto, paluh tersebut telah ditutup dan dijadikan perkebunan sawit oleh DP.

“Padahal paluh yang ada tempat hilir-mudiknya nelayan untuk pergi dan pulang mencari ikan ke laut,” katanya.

Sugianto juga menjelaskan bahwa selain menanam 1.000 batang mangrove (bakau) ratusan nelayan juga menjebol dua titik kawasan yang dibenteng oleh pengusaha.

Berhenti
Saat ratusan nelayan tersebut beraksi, terlihat empat alat berat (beco) dari pengusaha sedang melakukan aksi penimbunan dan pembuatan benteng.

Menyaksikan ratusan nelayan datang ke lokasi paluh yang ditimbun pengusaha, akhirnya operator alat beratpun melarikan diri dan menghentikan pekerjaannya.

“Kami minta agar alat berat tersebut berhenti merusak hutan mangrove,” kata Sugianto kepada para operator alat berat.

Seorang tokoh masyarakat Tanjungpura, Surkani menjelaskan bahwa tiga paluh tersebut telah dibenteng oleh pengusaha DP.

Kawasan paluh yang merupakan hutan mangrove tersebut diperkirakan ada 600 hektare, yang disulap menjadi perkebunan kelapa sawit. Sementara akses jalan nelayan untuk mencari ikan ke laut juga ditutup oleh pengusaha, sehingga nelayan melakukan aksi menjebol dan menanam mangrove di kawasan yang dialihfungsikan itu.

Kepala Wilayah Kecamatan Tanjungpura, Nuriansyah yang dihubungi menjelaskan bahwa ratusan nelayan tersebut melakukan aksi damai dengan menanam pohon mangrove.

Menyangkut dengan adanya empat alat berat yang lagi bekerja di lapangan, pihaknya sudah memberikan peringatan agar segera dihentikan.

“Kita akan segera laporkan temuan yang ada di lapangan, untuk menjadi perhatian bagi pihak terkait di kabupaten,” kata Nuriansyah. ***4*** (T.PSO-218)
(T.PSO-218/C/S023/S023)

Ratusan Nelayan Langkat Sweeping Pulau Dialihfungsikan

Langkat, Sumut, 9/12 (ANTARA) – Ratusan nelayan Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kembali melakukan sweeping ke sejumlah pulau di perairan Kwala Serapuh yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

“Kita ada menemukan beberapa alat berat yang ditinggalkan para pekerja di perkebunan kelapa sawit tersebut,” kata salah seorang nelayan Kwala Serapuh Tanjungpura, Sugianto, Jumat.

Kedatangan ratusan nelayan meninjau pulau yang dialihfungsikan itu, membuat para pekerja di perkebunan sawit, maupun operator alat berat melarikan diri untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini.

“Aksi yang dilakukan nelayan tersebut, mendapat pengawalan dan perhatian serius dari aparat kepolisian yang ikut bersama-sama di dalam perahu,” katanya.

Sugianto menjelaskan sweeping yang dilaksanakan nelayan itu, untuk meminta pemilik kebun sawit menghentikan usaha mereka merusak lahan di pulau tersebut.

Pulau yang dirusak tersebut, yakni Pulau Cincang, Serawak, dan Pulau China.

Bahkan, katanya, di lokasi ketiga pulau itu, para nelayan juga meletakkan poster dan tuntutan mereka.

Hasil investigasi yang dilakukan nelayan, ada ratusan hektare hutan mangrove yang digarap dan dihancurkan dengan alat berat, untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Padahal Pulau Cincang, kata Sugianto, merupakan pulau yang termasuk dalam kawasan hutan negara.

Akibat dari penutupan paluh (sungai kecil,red) di sekitar pulau-pulau tersebut, nelayan kesulitan mencari ikan, udang, kepiting, yang biasanya berkembang biak di lokasi itu,katanya.

Dia mengatakan, nelayan juga sudah berulang kali meminta pengusaha untuk meghentikan penutupan paluh, dan Pemkab Langkat menindak para pelaku perusakan hutan mangrove, namun tidak pernah ditanggapi.

Sementara itu, tokoh masyarakat Tanjungpura, Surkani berharap kepada Pemkab Langkat dapat mendengarkan aspirasi dan keinginan para nelayan.

“Jangan biarkan nelayan terombang ambing nasibnya, dan akhirnya berbuat yang tidak baik, karena aspirasi mereka diabaikan,” katanya.

Untuk itu Pemkab Langkat harus turun tangan menyelesaikan alih fungsi lahan mangrove di Kwala Serapuh Tanjungpura ini, karena sudah cukup lama ratusan nelayan menderita, kata Surkani.