Sabtu, 10 Desember 2011

Ratusan Nelayan Langkat Sweeping Pulau Dialihfungsikan

Langkat, Sumut, 9/12 (ANTARA) – Ratusan nelayan Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kembali melakukan sweeping ke sejumlah pulau di perairan Kwala Serapuh yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

“Kita ada menemukan beberapa alat berat yang ditinggalkan para pekerja di perkebunan kelapa sawit tersebut,” kata salah seorang nelayan Kwala Serapuh Tanjungpura, Sugianto, Jumat.

Kedatangan ratusan nelayan meninjau pulau yang dialihfungsikan itu, membuat para pekerja di perkebunan sawit, maupun operator alat berat melarikan diri untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini.

“Aksi yang dilakukan nelayan tersebut, mendapat pengawalan dan perhatian serius dari aparat kepolisian yang ikut bersama-sama di dalam perahu,” katanya.

Sugianto menjelaskan sweeping yang dilaksanakan nelayan itu, untuk meminta pemilik kebun sawit menghentikan usaha mereka merusak lahan di pulau tersebut.

Pulau yang dirusak tersebut, yakni Pulau Cincang, Serawak, dan Pulau China.

Bahkan, katanya, di lokasi ketiga pulau itu, para nelayan juga meletakkan poster dan tuntutan mereka.

Hasil investigasi yang dilakukan nelayan, ada ratusan hektare hutan mangrove yang digarap dan dihancurkan dengan alat berat, untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Padahal Pulau Cincang, kata Sugianto, merupakan pulau yang termasuk dalam kawasan hutan negara.

Akibat dari penutupan paluh (sungai kecil,red) di sekitar pulau-pulau tersebut, nelayan kesulitan mencari ikan, udang, kepiting, yang biasanya berkembang biak di lokasi itu,katanya.

Dia mengatakan, nelayan juga sudah berulang kali meminta pengusaha untuk meghentikan penutupan paluh, dan Pemkab Langkat menindak para pelaku perusakan hutan mangrove, namun tidak pernah ditanggapi.

Sementara itu, tokoh masyarakat Tanjungpura, Surkani berharap kepada Pemkab Langkat dapat mendengarkan aspirasi dan keinginan para nelayan.

“Jangan biarkan nelayan terombang ambing nasibnya, dan akhirnya berbuat yang tidak baik, karena aspirasi mereka diabaikan,” katanya.

Untuk itu Pemkab Langkat harus turun tangan menyelesaikan alih fungsi lahan mangrove di Kwala Serapuh Tanjungpura ini, karena sudah cukup lama ratusan nelayan menderita, kata Surkani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar